Rabu, 24 Juli 2019

Kepuasan Sexy yang kudapatkaan setelah diperkosa

 CERITA DEWASA

CERITA DEWASA - Malam itu udara jadi panas, hingga-hingga saya susah sekali untuk tidur. Baru setelah saya rubah busana dengan daster tidak tebal dan menyalakan kipas angin, barilah saya sanggup tertidur. Dalam tidur saya sempat berfantasi, Pak Jali, yang adalah sopir khusus keluarga Pak Dimas, singgah menemuiku. Lucunya, Pak Jali singgah menemuiku dalam keadaan telanjang bulat.

Walaupun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, tapi beliau masih membawa perawakan tubuh yang kekar dan berotot. Khas orang desa yang menyenangi berprofesi keras. Dan yang membuatku geli yakni “buah terong” yang menggantung cantik di pangkal pahanya. Ih…, seperti itu menggemaskan.Pelan-lahan beliau mendekatiku dan sesudah itu meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas. Entah mengapa belaian Pak Jali jadi seperti itu riil, seperti bukan dalam mimpi. Malahan disaat bibir tebalnya jadi menggilas kupingku saya sempat tersentak dan pelan-lahan terjaga berasal dari tidurku.

Tapi alangkah terkejutnya saya disaat mengenal apa yang hakekatnya terjadi. Rupanya apa yang saya rasakan tadi bukan sekadar mimpi. Dihadapanku terbukti terlampau tersedia sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Saya menyokong tubuh Pak Jali kuat-kuat supaya ia terjengkang ke belakang. Langsung saya menutupi tubuhku yang terbukti juga hampir telanjang dengan selimut.”Hening, Lis! Telah lama saya memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Tapi kembali saya menyokong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.”Pergi…!” bentakku.”Atau saya akan teriak!”Silahkan teriak! Percuma saja kau teriak. Sebab tak akan tersedia orang yang mendengarmu.

Apa kau lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi petang sudah berangkat ke Bandung untuk wisata! Jadi lebih bagus kau turuti saja keinginanku!”Pak Jali tersenyum sinis.Saya kian kegelisahan disaat Pak Jali kembali mendekatiku. Langsung saja saya melompat berasal dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan keadaan telanjang. Tapi apes! Saya keok kencang dengan Pak Jali. Dengan kencang, dia menyergapku berasal dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, meskipun kedua kakinya mengunci kakiku supaya saya kesusahan untuk bergerak. Saya mencoba untuk meronta sekuat kekuatan. Tapi percuma, kekuatan Pak Jali sebetulnya jauh lebih kuat dibandingi tenagaku yang cuma seorang wanita.

Kian kuat saya meronta, kian kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.”Bantu, Pak! Lepaskan aku!” saya menangis dan mengemis terhadap Pak Jali. Tapi percuma saja. Beliau tak memperdengarkan perkataanku. Malahan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku jadi lemas. Saya sudah tak sanggup bertindak apa-apa lagi. Yang sanggup saya melakukan hanyalah pasrah dan menuruti tata tertib mainnya Pak Jali.Pelan-lahan cengkeraman Pak Jali jadi mengendor.

Sikapnya yang mulanya kasar jadi berubah jadi lembut. Malahan saya jadi masuk dalam permainannya disaat dengan lembut Pak Jali jadi menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku. Segera itu kakiku jadi lemas dan lunglai. Saya tidak kuat kembali menyangga berat badanku sendiri, supaya saya jadi terkulai. Tapi dengan sigap, Pak Jali seketika menangkap tubuhku, mengangkatnya lantas membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut dia jadi menggilas bibirku. Entah mengapa saya tak kuasa untuk menolaknya. Malahan tersedia stimulan kuat berasal dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.

“Nah…, seperti itu dong Lis! Jikalau demikian ini kan lebih sedap!” kata Pak Jali bersuka cita.Saya tersenyum tersipu-sipu.”Bapak benar, barangkali lebih bagus saya menuruti bapak berasal dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tak menerima sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum bersuka cita.”Trus, ngapain kau tadi pake coba berontak, Lis?””Tadi saya cuma terperanjat saja. Di balik tampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa aku. Melainkan…, ah sudahlah! Yang pentingkan kini saya sudah jadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali jadi mencumbuku. Kecupannya jadi merambat via leherku sesudah itu turun ke buah dadaku.

Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku supaya memunculkan sensasi tersendiri yang kian membuatku serasa terbang ke angkasa.Kecupan dan jilatan Pak Jali tetap bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya sedang sibuk di pangkal pahaku membikin pilinan-pilinan yang kupikir enak.”Oh…, Pak Jali! Jangan siksaan saya seperti ini!” rengekku.Pak Jali tak memperdulikan ucapanku. Justru dia malahan menyibakkan rumput-rumput liar yang menghindar pintu goa darbaku.”Wah…, Lis! Menawan sekali memiaw kau. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh…, sungguh memikat. Seperti sebuah mawar merah cantik yang merkah terhadap pagi hari. Pasti kau merawatnya dengan bagus. Oh…,

Lis! Saya menyenangi sekali dengan memiaw yang seperti ini…!”Pelan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Melainkan enak!”Ayolah, Pak…! Ouhh…, saya sudah tak bendung lagi. Saya tetap mengemis terhadap Pak Jali. Tapi ia tetap mempermainkan emosiku. Walhasil saya mencari inisiatif lain.Saya mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, saya jadi mengocok batang kont*l Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membikin beliau merem melek.

Pelan saya memberi nasehat kontlnya menuju ke memiawku yang sudah berair. Tapi dengan bandel, Pak Jali cuma merekatkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kontlnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Melainkan sensasi yang saya rasakan jadi seperti itu enak. Belum dulu saya nikmati yang seperti ini.”Oh…, Pak Jali! Ayolah….saya sudah nggak bendung lagi…, cepet masukin dong!”Saya sudah tidak sanggup bendung diperlakukan seperti itu. Pelan saya menambah pantatku ke atas untuk menyongsong kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng.

Kemudian saya menghimpit bokong Pak Jali ke bawah supaya kontl itu sanggup masuk dengan total.”Aaarrrghhh…!” saya menjerit kecil disaat batang kontl Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Mulanya jadi seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Jali sebetulnya besar dan panjang seandainya dibandingi dengan milik suamiku. Tapi setelah buah terong itu tertanam beberapa disaat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu pelan berubah jadi rasa enak.Pelan-lahan Pak Jali jadi mengayunkan bokongnya naik dan turun.

 POKER 99

”Hooohh.., Pak! Ssstt…, sedap Pak!” saya jadi ngomong tidak karuan.”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Saya menuruti kata Pak Jali. Kucoba untuk meniru melodi dan gerakan-gerakan sedap yang dikerjakan Pak Jali. Friksi-pergesekan halus antara batang kontl Pak Jali dengan dinding vaginaku jadi seperti itu enak.”Ohhh…, Lis! Ya…seperti itu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!”Pak Jali terlihat seperti itu merasakan permainan kami. Kulihat wajahnya menelentang dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan berasal dari vaginaku. Kadang-kadang berasal dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga merasakan sodokan-sodokan mantap batang kontol Pak Jali. Malahan saya memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tidak berkeinginan stop berasal dari permainan itu. Peluh mengalir deras via pori-pori tubuh kami, supaya dada bidang Pak Jali yang berambut lembut terlihat mengkilat karena berair oleh peluh. Saya tak mengira, terbukti di usianya yang menempuh separuh abad itu, Pak Jali masih membawa stamina yang prima. Hingga-hingga saya kewalahan hadapi goyangan dan sodokan mautnya. Sampai akibatnya saya nikmati tersedia sesuatu yang berdetak berasal dari dalam rahimku.”Ooohh…, Pak! Aku…, berharap ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!” Saya tak kuat kembali membendung sesuatu yang mendesak keluar berasal dari dalam rahimku. Tapi Pak Jali masih tetap mengayunkan kontlnya keluar masuk dan menikam-nusuk goa darbaku. Dan beberapa disaat kemudian, saya juga nikmati batang k*ntol Pak Jali jadi berdetak-detak dalam vaginaku.
Hingga akibatnya….”Aaaoouuhhh…, Lis! Sedap bangeet! “Sperma putih kental pun keluar berasal dari ujung kontol Pak Jali. Pak Jalipun sesudah itu menjatuhkan diri ke segi tubuhku. Napasnya terlihat terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…, Pak Jali! Bapak sebetulnya terlampau hebat. Telah lama saya tak nikmati sedap seperti ini. Terima beri ya Pak!” Saya memeluk tubuh Kekar Pak Jali.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi hingga ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh peluh. Ah…, terbukti diperkosa itu tak tetap tak sedap. Kali ini justru saya mengharapkannya lagi….

0 komentar:

Posting Komentar